Dengan berpakaian jas rapi dan gadget senilai jutaan rupian, serta mobil mewah yang sengaja di parkir berjejer.
Dari dalam ruangan 2 orang pembawa acara terlihat membagi-bagikan uang kepada penonton di depannya, sambil berteriak '' Ora Umum, ora umum, Utang Gadai Dol''.
Dari pantauan haluanpos.com ada ratusan orang di dalam ruangan tersebut, namun terlihat seorang wanita muda kelihatan cemas, wajahnya murung.
Dengan tatapan kosong tak hiraukan ocehan pria yang melakukan persentasi di depannya.
Nisa (23) namanya, Warga Sumatra Barat Pengaraian ini merasa di tipu habis-habisan oleh tetangganya sendiri.
Pagi buta ia berangkat dari kampungnya berpamitan dengan orang tua nya untuk melamar pekerjaan di Pekanbaru.
Dengan menggunakan pakaian seadanya ia beranikan pergi seorang diri dengan bekal membongkar uang tabungan yang sudah lama ia kumpulkan.
Namun malang, bukan pekerjaan yang ia dapat tetapi malah di ajak bergabung ke multi-level marketing PT QNet Indonesia yang berpusat di jalan Arengka ( Jalan Rawa Bening).
''Saya merasa di tipu, katanya ada perusahaan PT Amd sedang membuka lowongan pekerjaan, rupanya MLM berbentuk jasa orang dan modal yang besar,'' ujarnya kepada haluanpos.com.
Ia menceritakan kehidupannya yang susah di kampung, untuk ke Pekanbaru saja ia hanyak memiliki uang pas-pasan.
Hingga untuk pulang ke kampung halamannya saja ai tidak memiliki uang lagi. ''Saya tidak bisa pulang, kehabisan ongkos,'' imbuhnya.
Tak hanya Anisa rupanya, penipuan multi-level marketing PT QNet di Pekanbaru dengan modus lowongan pekerjaan perusahaan juga di alami mahasiswi UIN Suska berinisial SL (22).
Ia menjelaskan mendapatkan pekerjaan sesuai profesi idaman atau latar belakang pendidikan merupakan idaman setiap orang.
Hal ini lah yang di manfaatkan agen-agen Qnet untuk merekrut anggotanya.
''Saya di iming-imingi gaji yang besar, namun setelah datang di jamu kos gratis serta makan bersama.
Malah di ajak bergabung ke MLM dan jualan produk dengan cara memaksa untuk di jual belikan melalui mengajak adik bergabung mencari 2 teman dan memasuki bisnis itu,'' ujarnya.
SL juga mengatakan meski pun tidak ada paksaan untuk mau bergabung atau tidak, namun dengan kebohongan yang di lakukan agar mau datang ke acara seminar tersebut telah merugikan banyak orang.
Apalagi jika korban nya tinggal jauh dari daerah-daerah di luar kota Pekanbaru.
''Inikan namanya penipuan terselubung, memanfaatkan orang yang butuh pekerjaan banyak orang jauh kasihan,'' geramnya.
Penipuan Qnet tak hanya sampai di situ, Djohan (24) warga Sukajadi, mengaku adik kandungnya pernah hampir termakan rayuan agen Qnet yang mayoritas mereka orang yang di kenal.
''Agen Qnet ini kawan adik saya, dia tau adik saya lagi butuh pekerjaan,'' ujarnya bercerita kepada haluanpos.com.
Adiknya awalnya tergoda karena di tawari dengan gaji yang tinggi, kemudian juga di yakini dengan dibawa ke salah satu Hotel untuk menghadiri pertemuan.
''Syarat masuk kerja disana katanya harus bayar uang masuk 7-8 juta, dengan alasan lewat jalur belakang sampai di suruh gadaikan surat tanah orang tua,'' tutur Djohan.
Selidik punya selidik, ternyata setelah membayar uang tersebut, adiknya juga di wajibkan mencari anggota di bawahannya agar mendapatkan bayaran di pekerjaannya ini.
''Saya langsung bilang kalau itu penipuan, jangan percaya, yang ada uang tidak kembali,'' tegasnya.
Namun dugaan Djohan benar adanya, kecurigaan timbul saat agen Qnet, mendesak adiknya untuk segera membayarkan uang tersebut segera mungkin.
Karena sudah di tanya dengan orang perusahaan tempatnya bekerja.
''Adik saya menolak untuk memberikan uangnya, lantas mereka marah dan mengancam akan melaporkan ke polisi, dengan alasan pencemaran nama baik,'' cerita Djohan.
Tak hanya sampai disitu saja, adik nya juga mendapatkaan teror melalui facebook dan telfon yang tidak di kenal menanyakan alamat rumah dan minta bertemu.
''Sampai sekarang dia tidak pernah lagi berteman dengan temannya itu, saya berharap Dinas terkait dan Pemeritah Kota Pekanbaru mendata PT mana yang benar menjadi prioritas kebutuhan pencari kerja di kota Bertuah ini,'' tutur Djohan.
Menanggapi hal tersebut, Dosen UIN Suska, Hayatullah Kurniadi meminta kepada masyarakat Pekanbaru untuk lebih berhati-hati, khususnya untuk mahasiswa yang banyak menjadi korbannya.
''Di rumah saya juga ada korban Qnet ini sekarang numpang karena terlantar,,'' ujarnya saat di konfirmasi haluanpos.com.
Hal senada di himbau penuh Wakapolresta Pekanbaru AKBP Edi Sumardi kepada haluanppos.com saat di konfirmasi lewat kontak Whatsapp nya ia mengatakan '' kita akan selidiki dulu, karena zaman sekarang memang banyak modus operadik seseorang,'' ungkapnya.
Sumber: haluanpos.com